Jl. Kahuripan 7, Tegalsari, Surabaya
blog img

Pernah ngerasa sakit dari punggung bawah yang menjalar sampai ke bokong atau bahkan ke betis dan kaki?
Kalau iya, bisa jadi kamu sedang berurusan dengan skia­tika, atau yang sering disebut juga saraf kejepit di kaki.

Meski namanya terdengar “medis banget”, tapi kondisi ini sebenarnya cukup umum, terutama di kalangan orang dewasa yang sering duduk lama, kerja kantoran, atau punya riwayat masalah tulang belakang. Yuk, kita bahas tuntas soal si skiatika ini — dari penyebab, gejala, sampai cara mengatasinya!

title icon
Apa Itu

Skiatika?

Skiatika (atau sciatica dalam bahasa Inggris) adalah kondisi ketika saraf skiatik terjepit atau teriritasi.
Saraf skiatik sendiri adalah saraf terpanjang di tubuh manusia, membentang dari punggung bawah, melewati bokong, hingga ke kedua tungkai dan kaki.

Jadi, ketika saraf ini terganggu — misalnya karena tekanan dari tulang, otot, atau bantalan tulang (diskus) yang bergeser — maka rasa nyerinya bisa menjalar ke sepanjang jalur saraf tersebut.
Makanya banyak pasien yang bilang, “Kok sakitnya kayak dari belakang sampai ke kaki ya?”

Penyebab Skiatika: Bukan Cuma Karena Angkat Barang Berat

Banyak orang mengira skiatika hanya terjadi karena salah angkat barang berat. Padahal, penyebabnya bisa beragam banget. Berikut beberapa penyebab paling umum:

1. Herniasi Diskus (Saraf Kejepit Tulang Belakang)

Ini penyebab paling klasik.
Bantalan lunak di antara ruas tulang belakang bisa bergeser keluar dan menekan saraf skiatik.
Kondisi ini dikenal juga sebagai HNP (Herniated Nucleus Pulposus) — atau istilah populernya “saraf kejepit”.

2. Degenerasi Tulang Belakang

Seiring bertambahnya usia, tulang belakang bisa mengalami degenerasi alias “aus”. Ruang antar tulang menyempit, dan saraf bisa ikut tertekan.
Inilah kenapa skia­tika sering muncul di usia 40-an ke atas, apalagi kalau jarang olahraga.

3. Sindrom Piriformis

Otot piriformis terletak di sekitar bokong. Kalau otot ini menegang atau kejang, bisa menekan saraf skiatik yang lewat di bawahnya.
Biasanya ini terjadi pada orang yang banyak duduk atau sering nyetir lama.

4. Cedera atau Trauma

Benturan keras, jatuh, atau kecelakaan bisa bikin pergeseran tulang belakang atau pembengkakan jaringan yang akhirnya menekan saraf.

5. Kehamilan

Ibu hamil juga bisa mengalami skiatika, karena beban janin menekan tulang belakang bagian bawah, ditambah perubahan hormon yang membuat sendi lebih longgar.

Gejala Skiatika: Nyerinya Khas Banget!

Salah satu ciri khas skiatika adalah rasa nyeri yang menjalar.
Bukan cuma di satu titik aja, tapi terasa “menyebar” dari punggung bawah ke kaki.

Berikut beberapa gejala umum yang sering dikeluhkan:

  • Nyeri di punggung bawah, bokong, hingga kaki (biasanya satu sisi saja)

  • Sensasi seperti kesemutan, terbakar, atau “ditusuk-tusuk listrik”

  • Kaki terasa lemah atau kaku

  • Nyeri makin parah saat duduk lama, batuk, atau bersin

  • Kadang sulit berdiri tegak atau jalan jauh

Menariknya, tingkat nyeri bisa beda-beda tiap orang.
Ada yang cuma merasa ngilu ringan, tapi ada juga yang nyerinya bikin nggak bisa jalan norma

Skiatika

Siapa yang Rentan Kena Skiatika?

Nggak cuma orang tua, banyak pasien usia produktif (30–50 tahun) juga datang ke klinik dengan keluhan saraf kejepit ini.
Berikut beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan kamu kena skiatika:

  • Duduk terlalu lama (kerja depan komputer, nyetir jauh)

  • Postur tubuh buruk (bungkuk, bahu turun, panggul miring)

  • Kurang olahraga

  • Berat badan berlebih (obesitas)

  • Sering angkat beban dengan posisi salah

  • Riwayat cedera punggung

Kalau kamu punya dua atau lebih faktor di atas, hati-hati ya. Tubuh bisa “protes” sewaktu-waktu.

Apakah Skiatika Bisa Sembuh Total?

Jawabannya: bisa banget, asal ditangani dengan cara yang tepat dan konsisten.
Namun, banyak orang yang salah langkah karena hanya fokus pada menghilangkan nyeri, bukan mengatasi akar masalahnya.

Contohnya, minum obat pereda nyeri bisa bikin gejalanya reda sementara, tapi kalau sarafnya masih terjepit, nyeri bisa muncul lagi kapan saja.

Di klinik seperti ProSpine, penanganannya fokus ke pemulihan fungsi saraf dan tulang belakang, bukan sekadar menutupi gejala.

Cara Mengatasi Skiatika Secara Aman dan Efektif

Berikut beberapa langkah yang bisa membantu pemulihan dari skiatika:

1. Terapi Non-Bedah (Konservatif)

Sebagian besar kasus skiatika bisa membaik tanpa operasi.
Biasanya melalui kombinasi terapi seperti:

  • Terapi traksi tulang belakang (Spinal Decompression)
    Membantu “membuka ruang” antar tulang belakang, mengurangi tekanan pada saraf.

  • Terapi elektrik atau stimulasi otot (Electrotherapy)
    Membantu mengurangi peradangan dan melancarkan aliran darah ke area saraf yang tertekan.

  • Latihan dan fisioterapi khusus
    Dirancang untuk memperkuat otot punggung dan perut agar tulang belakang lebih stabil.

  • Penggunaan brace atau alat bantu postur
    Berguna untuk menjaga posisi tulang tetap ideal selama masa pemulihan.

2. Perubahan Gaya Hidup

Nggak kalah penting, karena tubuh kita butuh dukungan sehari-hari.
Beberapa tips sederhana:

  • Hindari duduk lebih dari 30–45 menit tanpa berdiri atau jalan kecil

  • Lakukan peregangan ringan setiap pagi

  • Tidur di kasur yang agak keras untuk menopang tulang belakang

  • Jaga berat badan agar tidak menambah tekanan di punggung bawah

  • Hindari mengangkat barang berat dengan posisi membungkuk

3. Konsultasi ke Klinik Spesialis Tulang Belakang

Kalau nyeri nggak kunjung hilang dalam beberapa minggu, atau malah makin parah, sebaiknya jangan ditunda.
Konsultasikan ke tempat yang punya tenaga ahli seperti dokter rehabilitasi medik atau orthotist-prosthetist yang paham anatomi tulang belakang.

Di ProSpine Clinic, penanganan dilakukan secara personalized — artinya setiap pasien akan dievaluasi dulu lewat postural scan, pemeriksaan manual, dan analisis biomekanik sebelum ditentukan terapinya.

Latihan Ringan untuk Penderita Skiatika

Kalau kamu sudah dapat izin dari terapis atau dokter, coba latihan-latihan ringan berikut:

  1. Knee-to-chest stretch
    Berbaring telentang, tarik satu lutut ke dada, tahan 15–20 detik, lalu ganti sisi.

  2. Piriformis stretch
    Duduk di kursi, letakkan satu pergelangan kaki di atas lutut satunya, lalu condongkan badan ke depan perlahan. Rasakan regangan di bokong.

  3. Cat-cow stretch (yoga pose)
    Posisi merangkak, lengkungkan punggung ke atas (cat) lalu turunkan (cow). Ulangi 10–15 kali.

Latihan sederhana ini bisa membantu mengendurkan otot di sekitar saraf skiatik dan meningkatkan fleksibilitas tulang belakang.


Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksa ke dokter atau klinik spesialis tulang belakang kalau kamu mengalami:

  • Nyeri menjalar yang tidak hilang lebih dari 2 minggu

  • Mati rasa atau kesemutan di kaki

  • Sulit mengontrol buang air kecil/besar

  • Kelemahan parah pada tungkai

  • Nyeri sampai mengganggu tidur atau aktivitas harian

Jangan tunggu sampai kondisinya parah. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang sembuh total tanpa operasi.


Kesimpulan

Skiatika bukan sekadar “pegal biasa”.
Ini tanda kalau saraf skiatikmu sedang tertekan, dan tubuh lagi butuh perhatian serius.

Kabar baiknya, dengan diagnosa tepat dan terapi yang sesuai, skiatika bisa pulih tanpa harus melalui tindakan operasi.
Kuncinya adalah konsisten, sabar, dan menjaga gaya hidup sehat.

Kalau kamu atau orang terdekat mulai sering merasakan nyeri menjalar dari punggung ke kaki, jangan diabaikan.
Datanglah ke klinik seperti ProSpine, tempat kamu bisa diperiksa secara menyeluruh dan ditangani oleh tim profesional yang paham anatomi tulang belakang dan saraf.

Ingat, punggung sehat = hidup bebas nyeri.
Jadi, yuk mulai sayangi tulang belakangmu dari sekarang!