
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang sudah banyak orang tahu. Namun, hanya sedikit orang yang menyadari bahwa skoliosis yang tidak ditangani sedari dini & tidak dengan baik bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang lebih jauh, salah satunya adalah di beberapa kasus skoliosis, ini bisa meningkatkan risiko radang sendi atau osteoartritis di usia yang terus bertumbuh. Mari kita bahas lebih dalam.
Bagaimana Skoliosis Bisa Memengaruhi Sendi?
Skoliosis terjadi saat tulang belakang melengkung ke samping dengan ketentuan derajat tertentu (>10 derajat). Kelengkungan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada distribusi berat tubuh yang dihantarkan ke seluruh bagian tubuh. Akibatnya, tekanan pada tulang belakang dan sendi-sendi di sekitarnya tidak tersebar merata.
Ketika sendi kita dipaksa bekerja lebih berat dari semestinya untuk menjaga postur tubuh kita tetap tegak, terjadilah stres mekanis yang berkepanjangan. Inilah salah satu faktor yang dapat mempercepat kerusakan sendi yang dalam jangka panjang bisa memicu osteoartritis.
Osteoartritis sendiri adalah penyakit degeneratif sendi yang menyebabkan tulang rawan (cartilage) rusak dan menipis, sehingga sendi terasa nyeri, kaku, dan bahkan bisa membatasi gerakan.
Mengapa Risiko Osteoartritis Lebih Tinggi pada Penderita Skoliosis?
Menurut penelitian dari European Spine Journal (2020), skoliosis yang tidak ditangani dan akhirnya berkembang, terutama yang kurvanya moderat hingga berat (>30 derajat), dapat mengubah biomekanik tubuh secara signifikan. Akibat beban tubuh yang tidak seimbang inilah yang nantinya dapat menyebabkan percepatan degenerasi sendi, baik di tulang belakang, pinggul, bahkan lutut.
Beberapa alasan kenapa skoliosis bisa meningkatkan risiko osteoartritis:
- Beban tidak merata pada sendi
Tulang belakang yang melengkung membuat satu sisi tubuh menahan lebih banyak beban.
- Postur kompensasi
Tubuh mencoba “menyeimbangkan” kelengkungan dengan mengubah postur alami, karena kita “memaksakan” hal ini yang akhirnya membebani sendi-sendi lain.
- Pergerakan tubuh terganggu Mobilitas terbatas dan gerakan abnormal membuat persendian lebih cepat aus.
Penderita Skoliosis = Mengalami Osteoartritis?
Menurut penelitian dan fakta lapangan dari pasien yang kami tangani di ProSpine Clinic, tidak semua penderita skoliosis otomatis akan mengalami osteoartritis, terutama jika skoliosis terdeteksi sejak dini dan mendapatkan terapi yang tepat. Namun, kemungkinan terjadinya Osteoartritis bisa muncul selama bertumbuh jika kasus skoliosisnya:
- Tidak ditangani secara medis
- Derajat kelengkungannya cukup besar
- Disertai gaya hidup kurang aktif Risikonya akan jauh lebih tinggi.
Itulah sebabnya penting bagi penderita skoliosis, bahkan sejak usia remaja, untuk rutin memeriksakan kondisi tulang belakang mereka dan melakukan intervensi medis atau terapi postural.
Tanda-Tanda Awal Osteoartritis pada Penderita Skoliosis
Beberapa gejala yang patut diwaspadai bagi penderita skoliosis terutama penderita degeneratif antara lain:
- Nyeri sendi kronis, terutama di punggung bawah, pinggul, atau lutut
- Kekakuan pada sendi setelah bangun tidur
- Pergerakan terasa terbatas
- Suara ‘klik’ atau ‘kretek’ saat menggerakkan sendi
- Sensasi lelah yang berlebihan saat beraktivitas ringan
Jika anda atau orang terdekat anda mengalami gejala ini, jangan abaikan. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang memperlambat progresi osteoartritis.
Pencegahan dan Perawatan Dini
Kabar baiknya, risiko komplikasi seperti osteoartritis bisa diminimalkan dengan beberapa langkah sederhana:
- Melakukan fisioterapi khusus skoliosis untuk memperbaiki postur dan memperkuat otot-otot penopang tulang belakang.
- Rutin berolahraga low-impact seperti berenang, yoga, atau pilates.
- Menjaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan ekstra pada sendi.
- Mengadopsi postur tubuh yang benar dalam aktivitas sehari-hari.
- Rutin evaluasi skoliosis dengan X-ray dan pemeriksaan densitas tulang untuk memantau perubahan.
Dalam beberapa kasus tertentu, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan brace khusus atau bahkan tindakan pembedahan untuk mencegah perburukan kelengkungan tulang.
Kesimpulan: Skoliosis Hari Ini, Osteoartritis Lebih Cepat Datang?
Jawabannya, bisa saja. Skoliosis yang diabaikan saat muda bisa beresiko mempercepat kerusakan sendi dan meningkatkan risiko osteoartritis saat mengalami masa penuaan. Namun, dengan deteksi dini, perawatan medis yang tepat, serta perubahan gaya hidup, risiko tersebut dapat dikendalikan.
Jangan tunggu hingga rasa sakit membatasi aktivitasmu. Jika memiliki skoliosis, konsultasikan secara rutin dengan dokter spesialis tulang atau fisioterapis berpengalaman untuk menjaga kesehatan sendi di masa depan.