Jl. Kahuripan 7, SBY | Ruko Sutera Niaga I/66, Serpong - TGR
blog img

Nyeri Karena Skoliosis? Segera Atasi Dengan Hal Ini!

Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk kita bisa menyamakan definisi dari rasa nyeri yang akan kita bahas. Nyeri menurut International Association for the Study of Pain adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Jadi singkatnya, rasa nyeri ini di terjemahkan sebagai rasa tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan pada tubuh kita. Rasa nyeri sendiri bisa terjadi baik pada kulit, otot, ligament/ jaringan penyangga, bahkan sendi, atau seluruh bagian tubuh yang memiliki reseptor nyeri.

Rasa nyeri dibagi menjadi 2 dengan spesifikasinya sebagai berikut:

No Nyeri Akut Nyeri Kronik
1 Timbul Mendadak Nyeri yang berlangsung terus menerus/ hilang timbul dalam waktu yang lama.
2 Sembuh dalam beberapa waktu (hari/ minggu) Dapat dirasakan >6 bulan
3 Berhubungan dengan kerusakan akut Nyeri tidak selalu disebabkan karena kerusakan jaringan.
4 Nyeri dapat mengganggu psikologis (mudah marah, dsb) Dapat berpengaruh pada kondisi psikologis (mudah marah, gangguan tidur, dan depresi)
5 Dapat berubah menjadi nyeri Kronik bila tidak segera diatasi.  

 

 

Rasa nyeri patut menjadi perhatian kita, terlebih lagi nyeri kronik. Hal tersebut disebabkan karena siklus yang sering ditimbulkan oleh nyeri kronik. Awalnya memang terlihat sederhana, namun, siklus yang ada membuat nyeri tersebut semakin bertambah parah dan akhirnya mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Siklus tersebut adalah sebagai berikut:

Siklis Nyeri

Nyeri kronik sendiri seringkali terlihat sederhana dari luar, namun sebetulnya derita yang dirasakan jauh melebihi apa yang terlihat. Wujud dari nyeri kronik bisa saja berupa nyeri panas, rasa terbakar, nyeri tajam, rasa tertusuk, dan lainnya. Gejala dan akibat lain yang bisa kita amati juga seperti rasa kram, kekakuan otot, kesemutan, mudah marah, tidur terganggu, bahkan depresi.

Sekarang pertanyaannya, mengapa skoliosis dapat menimbulkan nyeri? Seperti yang kita sudah pelajari dari artikel-artikel sebelumnya, skoliosis menyebabkan perubahan struktur pada tulang dan postur tubuh kita, baik secara 2 dimensi ataupun rotasi atau 3 dimensi. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan beban kerja antara otot satu dan otot lainnya sehingga otot yang terbebani lebih berat, lama-kelamaan akan dapat terasa nyeri. Dan pada titik tertentu, rasa nyeri akibat skoliosis dapat menyebabkan myofascial trigger point.

Apa yang dimaksud myofascial trigger point? Myofascial trigger point adalah suatu titik/ hiperiritabel berlokasi di struktur otot atau fascia (selaput pembungkus otot) yang menegang, yang jika ditekan dapat menyebabkan nyeri lokal atau menjalar. Jadi selain titik tersebut menjadi sangat sensitive (disentuh saja sakit), sakitnyapun dapat menjalar misal dari leher bisa menjalar sampai ke kepala, bahu, punggung atas, dan dada.

Myofascial trigger point dapat terjadi akibat inflamasi atau peradangan otot yang disebabkan oleh otot yang terus menerus mengalami kontraksi (otot memendek) dan tidak bisa beristirahat (otot memanjang)/ kelelahan akibat beban berlebih yang disebabkan perubahan postur dan struktur tubuh oleh skoliosis. Jadi bis akita simpulkan, semakin besar derajat skoliosis pada seorang pasien, maka semakin besar beban asimetris yang akan dialami oleh otot sehingga potensi timbulnya myofascial trigger point juga akan semakin besar.

Nyeri pada skoliosis sendiri sering terjadi pada daerah leher, punggung atas-bawah, bahu, pinggul, dan bahkan lutut. Selain nyeri pada otot, nyeri pada skoliosis juga dapat menyebabka nyeri pada persendian, saraf, jaringan penyangga/ ligament, dan tendon. Sebagai contohnya, akibat rasa nyeri pada otot bahu, kita jadi jarang menggunakan otot tersebut karena setiap digunakan akan terasa nyeri. Alhasil, bahu kita yang jarang digunakan dapat mengalami frozen shoulder atau nyeri pada persendian bahu.

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi rasa nyeri tersebut? Pertama-tama, kita harus tahu skala nyeri yang kita alami ada di level berapa dengan skala 0-10.  Kedua, lakukan penanganan yang tepat seesuai skala nyeri yang dialami. Bila nyeri yang dialami masih dalam tahap ringan, maka beberapa penanganan sederhana seperti di bawah ini bisa dilakukan:

1. Istirahat
2. Kompres hangat untuk memperlancar peredaran darah dan merilekskan otot.
3. Kompres dingin untuk meredakan peradangan pada 1-2 hari awal.
4. Tidak melakukan aktivitas yang menambah nyeri.

 

Namun, bila nyeri sudah masuk tahap sedang/ berat dan dirasa mengganggu serta ingin segera diatasi, segera konsultasikan dirimu ke dokter untuk mendapatkan program Latihan dan penanganan yang tepat. Pada umumnya, selain mendapatkan program Latihan, ada beberapa hal lain yang diperlukan, mulai dari obat, modalitas, dukungan psikologis, koreksi postur, serta modifikasi aktivitas sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, saksikan video berikut ini.

Leave a Reply

Chat kami
Apa yang bisa kami bantu?