Jl. Kahuripan 7, SBY | Ruko Sutera Niaga I/66, Serpong - TGR
blog img

“Aduh, punggung kerasa pegal banget.. enaknya dipanggilin tukang pijat nih.”

Kalimat seperti ini pasti sudah sangat familiar di telinga kita. Bahkan, untuk sebagian orang, pijat sering dianggap sebagai “obat mujarab” setiap kali nyeri punggung menyerang. Tapi benarkah nyeri punggung yang kita alami selalu bisa diselesaikan dengan pijat?

Di artikel ini, kita akan kupas beberapa mitos dan fakta soal hubungan antara nyeri punggung dan terapi pijat. Harapannya, Anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan sebelum akhirnya memutuskan memilih terapi pemijatan—apalagi jika belum tahu pasti penyebab nyerinya.

Mitos 1: Semua Jenis Nyeri Punggung Aman Dipijat

Mitos  di atas pasti sering Anda dengar, itu adalah anggapan yang paling umum, tapi sayangnya juga paling menyesatkan.

Faktanya, nyeri punggung bisa disebabkan oleh banyak hal—bukan cuma otot yang pegal atau tegang. Karena bagian punggung belakang kita dibentuk oleh vertebra dan ada kalanya, nyeri punggung bisa timbul karena:

  • Saraf terjepit
  • Kelainan struktur tulang seperti skoliosis
  • Cedera bantalan tulang belakang (hernia nukleus pulposus/HNP)
  • Osteoporosis atau degenerasi tulang akibat usia yang semakin menua

Jika penyebab nyerinya adalah hal-hal di atas, pijat secara mandiri bahkan tanpa pengawasan serta sembarangan justru bisa memperparah kondisi nyeri kita. Dalam kasus tertentu, tekanan pijatan malah bisa memicu peradangan atau memperburuk penjepitan saraf yang sudah terjadi. Maka dari itu, penting sekali untuk memastikan diagnosis dahulu sebelum akhirnya kita memutuskan tindakan apa yang paling tepat.

Fakta 1: Pijat Dapat Membantu Jika Penyebabnya Adalah Ketegangan Otot

 Seperti penjelasan sebelumnya, salah satu kondisi di mana pijat bisa jadi pilihan yang aman dan efektif adalah karena ketegangn otot. Jika nyeri punggung disebabkan oleh:

  • Kebiasaan duduk terlalu lama
  • Postur tubuh yang kurang ideal
  • Aktivitas fisik berlebihan (tapi bukan cedera)
  • Stres dan ketegangan emosional

Maka terapi pijat bisa membantu melonggarkan otot, melancarkan sirkulasi darah, dan mengurangi rasa nyeri. Tapi tentu saja, pijat yang dilakukan juga harus oleh terapis profesional yang tahu titik-titik otot yang aman untuk ditekan—bukan hanya sekedar “kencang dan keras.”

Mitos 2: Semakin Kuat Pijatan, Semakin Cepat Nyerinya Hilang

Banyak sekali yang masih berfikir bahwa semakin kuat tekanan pijatan, maka semakin cepat juga rasa sakitnya berkurang. Bahkan, terkadang juga ada yang minta terapis untuk “lebih ditekan lagi” dengan harapan nyerinya cepat tuntas.

Padahal, tekanan yang terlalu kuat bisa menyebabkan:

  • Mikrotrauma pada jaringan otot
  • Memicu peradangan tambahan
  • Rasa sakit baru setelah pijat (terutama jika dilakukan berulang)

Alih-alih sembuh, pasien justru bisa merasa makin nyeri keesokan harinya. Yang lebih parahnya, jika pemijatan dilakukan pada area tulang yang sedang bermasalah (seperti skoliosis atau HNP), tekanan keras bisa memperburuk posisi tulang atau bahkan menjepit saraf lebih dalam.

Fakta 2: Pemeriksaan Medis Penting Sebelum Pijat

Sebelum Anda memutuskan untuk dipijat, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan medis dengan dokter atau ahli terlebih dahulu. Pemeriksaan ini bisa membantu mengetahui:

  • Darimana asal nyeri bermula?apakah dari otot, tulang, atau saraf?
  • Adakah kondisi tertentu yang membuat Anda sebaiknya tidak dipijat?
  • Jenis terapi seperti apa yang paling cocok untuk nyeri Anda?

Di ProSpine Clinic, sebelum pasien menerima terapi pijat atau fisioterapi, mereka selalu melalui tahapan konsultasi bersama dokter – peresepan terapi. Dengan cara ini, terapi yang diberikan bisa lebih tepat sasaran dan minim risiko.

Salah satu contoh nyata yang kami temui adalah pasien usia 56 tahun yang datang dengan keluhan nyeri punggung bawah. Ia sudah beberapa kali dipijat tukang urut keliling tapi justru makin sulit bergerak. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ada penjepitan saraf di tulang belakangnya. Setelah mendapat terapi medis dan latihan khusus, keluhannya membaik—tanpa pijat sama sekali.

Kesimpulan: Jangan Salah Langkah, Nyeri Bisa Bertambah, Hidup Jadi Tidak Mudah

Pijat memang bisa menjadi salah satu bentuk terapi yang menyenangkan dan melegakan—jika dilakukan pada kondisi yang tepat & orang yang tepat. Namun jika asal pijat tanpa tahu penyebab nyerinya, justru bisa menjadi bumerang.

Jadi, sebelum buru-buru minta dipijat, tanyakan dulu:
-Apa penyebab nyeri saya?
-Apakah ini bisa dipijat?
-Atau justru harus diperiksa lebih lanjut?

Kalau Anda atau orang tua Anda mengalami nyeri punggung yang tak kunjung membaik, jangan tunggu sampai kondisinya makin parah. Konsultasikan dulu dengan tim profesional agar penanganan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan.

Leave a Reply

Chat ProSpine Surabaya
ProSpine Clinic Surabaya disini, Chat kebutuhanmu!