Jl. Kahuripan 7, SBY | Ruko Sutera Niaga I/66, Serpong - TGR
blog img

Saat anak atau remaja didiagnosis skoliosis dan direkomendasikan untuk memakai brace (penyangga tulang belakang), banyak orang tua yang langsung merasa khawatir. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: “Apakah tekanan brace ini bisa membuat tulang malah bergeser ke arah yang salah?”
Wajar jika ada kekhawatiran semacam ini. Namun, penting untuk memahami bagaimana sebenarnya kerja brace skoliosis dan apa saja potensi risikonya jika digunakan dengan cara yang salah atau tidak diawasi dengan benar oleh tenaga medis.

Artikel ini akan membahas secara lengkap seputar risiko penggunaan brace skoliosis, cara kerja brace, hingga bagaimana memastikan penggunaan brace tetap aman dan efektif untuk anak.

Bagaimana Cara Kerja Brace Skoliosis?

Brace atau penyangga skoliosis dirancang untuk menahan dan memperlambat perkembangan lengkungan tulang belakang—bukan untuk meluruskan total. Biasanya direkomendasikan untuk anak-anak atau remaja yang masih dalam masa pertumbuhan, dengan kelengkungan skoliosis antara 20° hingga 40°.

Tujuan utamanya:

  • Menstabilkan tulang belakang agar tidak makin melengkung.
  • Menjaga keseimbangan postur saat masa pertumbuhan tulang masih aktif.
  • Menghindari tindakan operasi skoliosis di masa depan.

Brace ini tidak menekan tulang secara asal, tetapi dibuat berdasarkan hasil X-ray dan pemetaan tubuh, lalu disesuaikan secara presisi oleh ortotist prostetis (ahli pembuat brace). Pada beberapa Brace skoliosis yang sudah modern, penanganan yang dilakukan sudah pada tahap secara 3 Dimensi yakni secara koronal , sagital dan transversal.

Benarkah Tekanan Brace Bisa Membuat Tulang Bergeser ke Arah Lain?

Secara medis, risiko tulang bergeser ke arah lain akibat tekanan brace sangat kecil, apalagi jika brace dibuat dan digunakan sesuai petunjuk dokter. Justru, ketidaksesuaian penggunaan—seperti:

  • Pakai brace saja tanpa evaluasi berkala,
  • Menggunakan brace yang tidak sesuai bentuk tubuh anak,
  • Durasi pemakaian yang tidak konsisten atau terlalu pendek,

…justru bisa menurunkan efektivitas brace dalam mencengah laju perkembangan skoliosis yang dialami.

Brace bekerja dengan memberikan tekanan terkontrol pada sisi tubuh tertentu untuk menahan arah pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal. Jika dilakukan di bawah pengawasan medis, tekanan ini akan merangsang tulang tumbuh ke arah yang benar. Maka dari itu, penyesuaian rutin sangat penting—karena anak tumbuh, dan brace perlu menyesuaikan bentuk tubuhnya yang berubah.

Risiko Jika Brace Tidak Digunakan dengan Tepat

Brace bukan tanpa tantangan. Beberapa penyesuaian dan risiko bisa muncul jika digunakan tidak sesuai:

  1. Iritasi atau luka pada kulit
    • Terjadi jika brace terlalu ketat atau tidak dilapisi bahan pelindung dengan baik. Beberapa brace dengan bahan-bahan tertentu bisa membuat iritasi/gatal pada penggunanya. Untungnya di Prospine Clinic Surabaya, brace skoliosis yang kami produksi sejauh ini dilapisi dengan bahan yang aman untuk kulit. Karena pengukuran secara kustomisasi menghasilkan hasil yang lebih presisi tetapi juga tetap aman bagi kulit
  2. Otot menjadi lemah
    • Memang disarankan untuk menggunakan brace 23 jam jika kurva skoliosisnya termausk dalam tahap berat. Tetapi ini juga bisa  membuat otot lemah jika brace dipakai sepanjang hari tanpa disertai latihan atau terapi fisik untuk menguatkan otot inti.
  3. Efektivitas rendah
    • Jika tidak digunakan sesuai anjuran jam pakai (biasanya 16–23 jam/hari), brace tidak akan bekerja maksimal.

Namun, risiko seperti tulang bergeser ke arah lain bukanlah efek langsung dari brace, melainkan lebih sering disebabkan oleh pemakaian brace yang salah atau tidak tepat waktu.

Pentingnya Evaluasi dan Pemantauan Rutin

Agar penggunaan brace benar-benar aman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan anak:

  • Kontrol rutin ke dokter spesialis setiap 3–6 bulan.
  • Cek kondisi brace—apakah masih nyaman, apakah masih sesuai ukuran tubuh anak.
  • Lakukan X-ray berkala sesuai anjuran untuk memantau perkembangan kelengkungan tulang.
  • Terapi latihan skoliosis (seperti metode Schroth) untuk menjaga kekuatan otot dan keseimbangan tubuh.

Brace bukan satu-satunya solusi, tapi bagian dari terapi yang lebih luas. Jadi penting untuk tidak hanya mengandalkan brace saja, tapi juga mengkombinasikannya dengan gaya hidup aktif dan postur yang sehat.

 Cara Menenangkan Anak yang Tidak Nyaman Memakai Brace?

Kenyamanan & pkurang percaya diri adalah permasalahan rata-rata yang dialami setiap orang bahkan anak-anak yang dianjurkan harus memaki Brace skoliosis. Banyak anak yang merasa tidak nyaman atau malu memakai brace, terutama di sekolah atau kegiatan sosial. Untuk Orang tua bisa dilakukan:

  • Memberi pengertian bahwa brace ini adalah bentuk perawatan bukan hukuman.
  • Memberi waktu adaptasi, misalnya mulai pakai saat malam, lalu perlahan tambah durasi.
  • Melibatkan anak dalam proses pemilihan pakaian atau cover brace yang stylish agar lebih percaya diri.

Dukungan mental dan emosional ini juga sangat penting agar anak tidak merasa berbeda dan tetap semangat menjalani terapinya.

Leave a Reply

Chat ProSpine Surabaya
ProSpine Clinic Surabaya disini, Chat kebutuhanmu!