Jl. Kahuripan 7, SBY | Ruko Sutera Niaga I/66, Serpong - TGR
blog img

Saat anak didiagnosis skoliosis, kebanyakan orang tua mulai khawatir dan bertanya-tanya: bagaimana kondisi skoliosis bisa terjadu?apakah kondisi ini diwariskan? Kalau salah satu atau kedua orang tua punya skoliosis, apakah anak pasti akan mengalaminya juga? Artikel ini akan membahas hubungan antara faktor genetik dan perkembangan skoliosis pada anak, serta faktor lain yang juga bisa berperan dalam kondisi ini.

Skoliosis dan Faktor Genetik

Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung ke samping. Dari banyaknya kasus skoliosis yang terjadi pada anak-anak adalah idiopatik atau tandanya terjadi tanpa penyebab yang dapat diketahui pasti. Biasanya, skoliosis mulai terlihat saat anak tumbuh, terutama di masa remaja.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetik dalam skoliosis. Anak yang memiliki orang tua dengan skoliosis cenderung punya risiko lebih tinggi mengembangkan kondisi ini dibandingkan anak-anak lain. Namun, hingga saat ini belum ada satu gen spesifik yang secara langsung menyebabkan skoliosis.

Para ilmuwan percaya bahwa skoliosis terjadi karena kombinasi berbagai faktor genetik yang berinteraksi dengan lingkungan saat anak bertumbuh. Jadi, meskipun ada riwayat skoliosis dalam keluarga, bukan berarti anak sudah pasti akan mengalami hal yang sama.

Faktor Lain yang Bisa Mempengaruhi Skoliosis

Selain faktor genetik, banyak hal lain yang dapat mempengaruhi skoliosis yang terjadi pad anak, seperti:

  1. Postur dan Kebiasaan Sehari-hari
    • Duduk terlalu lama dalam posisi yang tidak baik memang tidak menyebabkan skoliosis, tapi bisa memperparah kondisi yang sudah ada.
  2. Aktivitas Fisik dan Pola Hidup
    • Jika anak melakukan aktivitas fisik yang cenderung membebani satu sisi tubuh lebih dari yang lain, ini bisa memengaruhi keseimbangan otot di sekitar tulang belakang.
  3. Faktor Neuromuskular
    • Beberapa kondisi medis, seperti cerebral palsy atau distrofi otot, bisa menyebabkan skoliosis sekunder.
  4. Periode Pertumbuhan Cepat
    • Skoliosis sering berkembang lebih cepat selama lonjakan pertumbuhan di masa remaja, karena tulang belakang mengalami perubahan dalam waktu singkat.

Jika orang tua memiliki Skoliosis, apakah anak juga akan mengalami?

Meskipun faktor genetik memiliki peran, tidak semua anak yang orang tuanya punya skoliosis akan mengalami hal yang sama. Penelitian menunjukkan bahwa jika bahwa peluang anak yang orang tua-nya mengalami kondisi skoliosis, memiliki peluang berkisar 10-30% lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak punya riwayat keluarga skoliosis.

Tapi, beberapa kasus juga terjadi sebaliknya, ada juga anak yang mengalami skoliosis meskipun tidak ada riwayat keluarga sama sekali. Ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan kondisi pertumbuhan juga sangat berpengaruh.

Bagaimana Cara Mendeteksi Skoliosis Sejak Dini?

Walaupun skoliosis yang bersifat genetik tidak bisa dicegah sepenuhnya, untuk para orang tua di luar sana, ada bisa lakukan tindakan prefentif dengan beberapa langkah yang bisa dilakukan seperti:

  1. Pemeriksaan Rutin
    • Orang tua bisa melakukan pengecekan sederhana dengan melihat apakah ada perbedaan tinggi bahu miring sebelah, pinggang yang tidak sejajar, atau tonjolan tulang belikat yang lebih menonjol di satu sisi.
    • Jika melihat tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi atau dengan dokter di ProSpine Clinic
  2. Olahraga dan Latihan yang Tepat
    • Aktivitas seperti renang, yoga, dan pilates bisa membantu memperkuat otot punggung serta meningkatkan fleksibilitas, sehingga bisa mencegah skoliosis makin memburuk.
  3. Terapi dan Intervensi Dini
    • Jika anak didiagnosis skoliosis ringan, terapi fisik atau latihan khusus bisa membantu mengontrol perkembangan kurva tulang belakang.
    • Dalam beberapa kasus, penggunaan brace disarankan untuk mencegah kelengkungan bertambah parah.
  4. Nutrisi yang Baik untuk Tulang
    • Pastikan anak mendapat cukup asupan kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
  5. Konsultasi dengan Dokter Spesialis
    • Jika ada riwayat skoliosis di keluarga dan orang tua khawatir anak juga mengalami hal yang sama, pemeriksaan berkala sejak dini sangat dianjurkan.

Kesimpulan

Skoliosis memang bisa terjadi akibat faktor keturunan, tapi tidak berarti anak pasti akan mengalami kondisi ini. Faktor-faktor lain justru memiliki pengaruh yang juga jauh lebih besar, lingkungan, kebiasaan, dan pertumbuhan juga sangat berpengaruh. Yang harus dipahami orang tua adalah penting melakukan deteksi dini dan menerapkan langkah-langkah pencegahan agar kondisi tidak semakin parah.

Leave a Reply

Chat kami
Apa yang bisa kami bantu?