Jl. Kahuripan 7, SBY | Ruko Sutera Niaga I/66, Serpong - TGR
blog img

Mitos atau Fakta? 5 Hal Tentang Skoliosis yang Sering Disalahpahami

Skoliosis adalah kondisi yang menyebabkan tulang belakang melengkung ke samping, sering kali berbentuk seperti huruf “S” atau “C”. Meskipun banyak orang sudah familiar dengan istilah skoliosis, sayangnya masih ada banyak kesalahpahaman yang beredar di masyarakat, terutama di kalangan ibu-ibu dan remaja perempuan. Memahami perbedaan mitos dan fakta tentang skoliosis sangat penting agar penanganan yang tepat bisa dilakukan. Mari kita bedah 5 mitos yang sering disalahpahami tentang skoliosis.

anak-anak yang punggungnya melengkung terkena Skoliosis

Mitos 1: Skoliosis Hanya Terjadi pada Anak-Anak

Fakta: Meskipun skoliosis lebih sering terdeteksi pada anak-anak dan remaja (kondisi ini disebut Skoliosis Idiopatik karena terjadi tanpa sebab yang diketahui), kondisi ini tidak hanya terjadi pada mereka. Skoliosis bisa berkembang pada semua usia, termasuk dewasa dan lanjut usia. Memang benar bahwa skoliosis idiopatik sering ditemukan pada anak-anak & remaja usia 10-15 tahun di fase pertumbuhan, tetapi skoliosis juga bisa muncul akibat faktor lain, seperti degenerasi/penuaan tulang belakang pada usia lanjut dan orang dewasa. Oleh karena itu, penting bagi semua orang, tak peduli usianya, untuk mengenali tanda-tanda skoliosis dan melakukan pemeriksaan rutin terutama sejak dini.

Ibu-ibu mengalami nyeri punggung

Mitos 2: Skoliosis Selalu Menyebabkan Nyeri Punggung

Fakta: Tidak semua penderita skoliosis mengalami nyeri punggung. Gejala skoliosis sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis kelengkungan. Pada beberapa kasus, skoliosis ringan mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali, sementara skoliosis yang lebih parah bisa menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, atau masalah pernapasan akibat tekanan pada organ-organ tubuh. Namun, ada juga penderita skoliosis berat yang tidak mengalami rasa sakit. Inilah mengapa penting untuk tidak hanya mengandalkan rasa sakit sebagai indikator skoliosis, tetapi juga melakukan pemeriksaan medis rutin.

Perempuan menjaga postur tubuh

Mitos 3: Skoliosis Dapat Diperbaiki dengan Postur yang Baik

Fakta: Meskipun postur tubuh yang baik memang penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang, memperbaiki postur tidak akan menyembuhkan skoliosis. Skoliosis bukanlah masalah postur, melainkan kondisi struktural pada tulang belakang. Penderita skoliosis membutuhkan perawatan medis yang tepat, mulai dari terapi fisik hingga penggunaan brace (penyangga punggung) untuk mencegah kelengkungan semakin parah. Memang, latihan fisik tertentu bisa membantu memperkuat otot-otot yang menopang tulang bel

Perempuan melakukan gerakan plank untuk Skoliosis

Mitos 4: Aktivitas Fisik Bisa Memperburuk Skoliosis

Fakta: Ini adalah salah satu mitos yang paling sering didengar & ditakuti oleh banyak orang. Sebenarnya, justru beberapa aktivitas fisik tertentu jika dilakukan dengan benar dapat membantu memperkuat otot-otot yang menopang tulang belakang dan bahkan membantu penderita skoliosis dalam pengelolaan gejala nyeri. Olahraga seperti berenang, yoga, pillates dan latihan yang memperkuat otot inti sangat disarankan bagi penderita skoliosis. Namun, pastikan anda berkonsultasi dengan dokter atau terapis fisik  terlebih dahulu sebelum memulai program, untuk memastikan aktivitas tersebut aman dan sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

Perempuan memakai Brace ProSpine Clinic untuk Skoliosis

Mitos 5: Skoliosis Hanya Bisa Diperbaiki dengan Operasi

Fakta: Meskipun operasi bisa menjadi pilihan pada kasus skoliosis di tingkat berat, banyak kasus skoliosis yang bisa dikelola tanpa harus menjalani operasi. Terapi non-operatif salah satu-nya. Seperti yang dilakukan di ProSpine Clinic. Klinik ini menawarkan terapi dalam bentuk latihan fisik yang spesifik, pengobatan dengan alat-alat modern dan penggunaan brace, dapat membantu mencegah kelengkungan Skoliosis semakin berat pada anak-anak dan remaja yang tulang belakangnya masih tumbuh. Selain itu, ada juga terapi lain seperti terapi fisik, USD (Ultrasound Therapy), terapi laser, dan alat bantu khusus seperti Vertetrac yang dapat digunakan untuk meringankan gejala dan mengelola kondisi skoliosis.

Kesimpulan

Ada banyak mitos yang beredar tentang skoliosis di lingkungan kita, memahami perbedaan antara mitos dan fakta sangat penting agar penanganan yang tepat bisa dilakukan dan juga agar tidak malah memperparah kondisi Skoliosis seseorang. Skoliosis bukan hanya masalah postur dan tidak selalu memerlukan operasi, tetapi bisa dikelola dengan perawatan yang tepat, termasuk terapi fisik dan penggunaan alat bantu seperti brace. Jika anda atau anak anda menunjukkan tanda-tanda gejala skoliosis, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan rekomendasi perawatan yang sesuai.

Chat kami
Apa yang bisa kami bantu?