Depresi Akibat Skoliosis? Segera Tangani!
Rehabilitasi Medik sebetulnya menangani apa sih? Secara umum, cabang ilmu rehab medik ini berfokus pada penanganan disabilitas secara komprehensif sebagai akibat dari penyakit atau cedera pada sistem tulang-otot-saraf dan jantung-paru, serta gangguan psiko-sosial-vokasional yang menyertainya.
Oleh karena itu, untuk mendukung para dokter dalam menangani ruang lingkup yang begitu luas, dokter tidak bekerja sendirian, melainkan dibantu oleh fisioterapis, terapis okupasi, terapis wicara, ahli pembuat ortesa dan protesa, psikolog, perawat, dan pekerja sosial medis. Lalu, apa hubungannya dengan skoliosis?
Secara umum, skoliosis memang disederhanakan sebagai kelainan tulang belakang, namun, pada praktiknya, skoliosis mengakibatkan banyak keterbatasan, yaitu:
1. Gangguan organ
Kelainan bentuk tulang belakang, kekakuan otot tulang belakang, kekakuan ligamen, gangguan fungsi jantung dan paru-paru.
2. Gangguan fungsi
Nyeri, penurunan kapasitas jantung dan paru-paru, serta gangguan aktivitas sehari-hari.
3. Halangan
Malu akibat penampilan yang tidak simetris, malu akibat penggunaan brace, tidak bisa bekerja di bidang yang memperhatikan penampilan seperti model, pramugari, tentara, polisi, dst.
Melihat lebih jauh mengenai skoliosis, kelainan tulang belakang ini tidak hanya menyebabkan dampak secara fisik, melainkan juga secara psikologis. Berikut adalah beberapa dampak psikologis yang dapat terjadi pada penderita skoliosis:
– Gangguan citra diri →Rendah diri.
– Bullying dari teman.
– Malu untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang.
– Malu untuk mengenakan pakaian jenis tertentu.
– Menhindari berteman dengan lawan jenis.
– Ketegangan dengan orang tua terutama mengenai kepatuhan terapi (Latihan, brace).
– Mencari pelarian ke alkohol dan obat-obatan terlarang.
Dampak psikologis inilah yang akhirnya membuat skoliosis memiliki siklus yang membuat penderita kesusahan untuk mendapatkan koreksi yang diinginkan. Karena rasa malu yang dialami setelah mengetahui terdapat skoliosis, penderita kelainan tulang belakang biasanya menjadi minder dan akhirnya mencoba menyembunyikan diri yang berujung pada bertambah parahnya skoliosis tersebut akibat tidak mendapatkan penanganan sejak dini.
Perlu diperhatikan, penanganan skoliosis tidak hanya bertujuan untuk mencegah penambahan sudut skoliosis dan mengurangi nyeri, melainkan juga untuk tujuan kosmetik. Sehingga penderita skoliosis tidak perlu lagi malu dan minder karena posturnya telah kembali simetris. Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara keluarga, tim specialis rehab medik, dan tentunya sang penderita skoliosis tersebut.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghindari hal tersebut? Tentunya mengerjakan secara aktif tatalaksana dan Latihan skoliosis sesuai anjuran dokter yang disertai juga dengan dukungan keluarga, sehingga penderita skoliosis bisa terus positive thinking dan sadar bahwa skoliosisnya bisa mengalami perbaikan.
Amsal 17: 22 menyebutkan Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Hal tersebut sangatlah tepat. Untuk itu penting bagi penderita skoliosis untuk melakukan Latihan/ exercise. Karena Latihan atau exercise tadi akan membantu tubuh memproduksi 1 dari 4 hormon kebahagiaan yang dinamakan dengan endorphin. Dan ketika Latihan dan exercise sudah menjadi hal yang menyenangkan dan dinantikan, efeknya akan bertambah lagi karena hormon kebahagiaan yang kedua akan mulai di produksi, yaitu dopamine.
Penting bagi para orang tua untuk mengerti perannya dalam proses kesembuhan skoliosis yang di derita sang anak. Pertama adalah mengenali tanda atau peringatan adanya skoliosis pada sang anak. Hal ini akan membantu agar sang anak bisa mendapatkan penanganan dini sebelum skoliosis menjadi lebih parah. Kedua, tentunya menalin komunikasi yang baik dengan anak dan mendampingin anak dalam melewati masa-masa sulit yang dihadapi. Lebih jelasnya, coba simak lebih lanjut pada video berikut ini.